Perkuat Ekonomi Lokal dengan Cimahi Technopark

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta- Kota Cimahi nyaris tidak memiliki potensi sumber daya alam (SDA), namun di sisi lain memiliki sumber daya manusia (SDM) yang cukup melimpah. Kondisi tersebut menjadi peluang Kota Cimahi untuk mengembangkan ekonomi lokal khususnya bagi para pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). 

Daerah yang mendapat julukan Kota Tentara ini juga fokus melahirkan wirausaha baru yang inovatif. Pemkot Cimahi berusaha memberikan pelatihan dan pembinaan untuk masyarakat yang memiliki potensi dalam kewirausahaan. 

Namun ternyata, pelatihan yang telah berjalan dirasa kurang optimal. Pelatihan dan pembinaan tidak terintegrasi dan terkesan sporadis sehingga tidak dapat diukur tingkat keberhasilannya. 

Didasari permasalahan tersebut, Kota Cimahi menciptakan Kawasan Cimahi Technopark Melalui Kolaborasi Quadruple Helix. Konsep yang mulai dilaksanakan tahun 2017 ini terfokus pada upaya peningkatan daya saing para pelaku IKM/UKM di Kota Cimahi serta penciptaan wirausaha baru dengan konsep kolaborasi Quadruple Helix yang terintegrasi dalam suatu kawasan bernama Cimahi Technopark. 

Cimahi Technopark berfungsi sebagai penghubung antar-stakeholder yang terlibat di konsep Quadruple Helix sehingga kemandirian ekonomi peningkatan daya saing ekonomi lokal dapat terwujud. Kolaborasi dalam Cimahi Technopark dilakukan oleh para stakeholder yang terdiri dari akademisi, pebisnis, pemerintah, komunitas dan media.  

“Kawasan ini dapat dijadikan hub berkumpulnya para stakeholders untuk mengembangkan kegiatan start-up dengan layanan konsultasi dan pendampingan yang gratis, diklat dan sertifikasi, pendampingan impor dan ekspor yang mengakibatkan serapan tenaga kerja tinggi, lahirnya para freelancer dan penambahan komunitas, serta kemudahan akses untuk penelitian dan wahana khusus bagi pelaku UKM untuk berinteraksi,” ujar Wali Kota Cimahi Ajay Muhammad Priatna saat wawancara dengan Tim Humas Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) beberapa waktu lalu. 

Lanjutnya dikatakan, para pelaku usaha yang memanfaatkan inovasi ini mendapatkan beberapa keuntungan. Salah satunya, para pelaku UKM dibantu hingga kegiatan promosi dan publikasi produk yang dimiliki, baik yang dikemas dalam festival maupun pameran.  

Ajay menjelaskan, konsep empat pilar yang diusung Cimahi Technopark sejak tahun 2017, pada awalnya hanya memiliki 2 program kegiatan yaitu program inkubator dan akselerator. Saat ini, ditambahkan beberapa program yang memberikan manfaat lebih luas bagi masyarakat khususnya di klaster digital creative Kota Cimahi, diantaranya sebagai kawasan pool of talent atau pusat pengembangan freelancer. 

"Bahkan industri animasi, yang output-nya berupa film animasi, telah banyak tampil di dalam hingga ke luar negeri. Sumber daya manusia atau animator filmnya sukses berkarya di berbagai produksi film di luar negeri," ungkap Ajay.

Berdasarkan data yang ada, sejak dikembangkannya konsep Cimahi Technopark, saat ini telah terjadi peningkatan jumlah pelaku UMKM sebesar 11 persen dan kenaikan tenaga kerja sebesar 21 persen. Selain itu juga kenaikan jumlah komunitas bidang usaha kreatif naik secara signifikan sebesar 9 persen. 

Inovasi yang masuk Outstanding Achievement of Public Service Innovations 2020 ini, menurut Ajay, sangat mudah untuk diterapkan di daerah lain yang memiliki keterbatasan SDA. Untuk mereplikasi inovasi ini, pertama adalah pentingnya penguatan komitmen antara pemerintah dan pihak terkait yang akan dilibatkan. Kedua, untuk menerapkan konsep ini perlu ketersediaan dokumen perencanaan, pedoman kegiatan, serta regulasi yang dapat direplikasi sesuai potensi dan permasalahan di suatu kota/kabupaten. (p/ab)